SELAMAT DATANG & SELAMAT MEMBACA
NGURAH@SAINS'BLOG

Kamis, 26 November 2020

Tugas Elaborasi Pemahaman 1.3.a.8

Pemahaman mengenai paradigma inkuiri apresiatif (IA)

Perubahan… merupakan sebuah kata yang kadang sulit untuk kita terima.

Hal yang tidak mudah untuk menjalankan sebuah perubahan positif yang ada di sekolah, karena suatu perubahan perlu adanya kerjasama oleh semua pihak, dan upaya yang konsisten. Melakukan perubahan budaya positif tentu memiliki tantangan. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia untuk terus melakukan inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang sedang dihadapi pada masa kini dan yang akan datang.

Mengelola suatu perubahan positif di sekolah tentu kita membutuhkan sebuah manajemen perubahan, dimana menajemen ini dilakukan dengan tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Inkuiri apresiatif menggunakan prinsip psikologi positif dan prinsip pendidikan positif.

Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi sekolah

Melalui pendekatan inkuiri apresiatif yaitu, mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, sehingga kelemahan, kekurangan dan ketiadaan menjadi tidak relevan. 

Berpijak dari hal positif tersebut, sekolah kemudian menyelaraskan hal positif atau kekuatan dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas sekolah.

Bagian mana dari IA yang berkaitan dua poin KHD yaitu kodrat alam dan kodrat jaman?

IA berorientasi pada perubahan ke  arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan kodrat jaman yang selalu berubah sepanjang waktu. Bahwa kodrat alam merupakan hak hak yang melekat pada manusia dalam hal ini murid, bahwa murid sudah sedemikian adanya mempunyai kemampuan daya pikir dan bertumbuh sesuai dengan kodratnya masing masing. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu”.

Bahwa pendidik hanya merancang, merawat dan menuntun untuk mengembangkan hal hal positif pada diri murid sesuai kodratnya yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan jaman untuk bisa dijadikan sebuah kegiatan murid yang positif  inovatif sehingga murid bisa bertumbuh sesuai kodratnya

 Apa pemahaman kita atas peran pendidik dalam dua poin pikiran KHD tersebut?

Peran pendidik

  • bahwa tut wuri handayani ialah mengakui adanya pembawaan, bakat, ataupun potensi yang dimiliki anak yang dibawa sejak lahir. Dengan kata tut wuri pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan dan memahami bakat atau potensi yang muncul dan terlihat pada anak didik untuk selanjutnya mengembangkan pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut. Seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus memberikan dorongan semangat dan menunjukkan arah yang benar untuk anak didiknya. Dalam arti lain bahwa tut wuri handayani, seorang pendidik selalu mendukung dan menopang (mendorong) para muridnya berkarya ke arah yang benar bagi hidup masyarakat. Pendidik mengikuti para muridnya dari belakang, memberi kemerdekaan bergerak dan mempengaruhi mereka dengan kekuatannya
  • Dalam tut wuri terkandung maksud membiarkan peserta didik menuruti bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikan. Dalam handayani berarti guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti membimbing atau mengajar. Dengan demikian membimbing mengandung arti bersikap menentukan ke arah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, dan bukanlah mendikte peserta didik, apalagi memaksanya menurut kehendak sang pendidik.

Bagaimana kita memanfaatkan paradigma IA untuk mewujudkan dua poin KHD tersebut?

Yang pertama yang harus dilakukan adalah dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki, menginventarisasi daftar kegiatan positif atau kekuatan positif yang sudah berjalan yang terkait dengan pemikiran KHD tentang kodrat alam dan kodrat jaman tentang bagaimana sekolah mengembangkan potensi positif sesuai kodrat yang dibawa murid, setelah itu kita bisa terapkan tahapan BAGJA sampai dengan eksekusi program yang sejalan dengan visi sekolah.

 

 

                                                                                    Ketut Ngurah Artawan-CGP Karangasem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI RUMAH KEDUA MELALUI PROGRAM GEMA LIBAS

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 3.3 MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI RUMAH KEDUA MELALUI PROGRAM GEMA LIBAS